Noordin Top dipastikan tewas

Noordin M Top
Keterangan gambar, Noordin Top sudah lama dikejar karena terlibat berbagai pemboman

Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri memastikan salah satu korban tewas dalam penggerebekan tim Detasemen Khusus 88 di Mojo Songo, Kecamatan Jebres, Solo tanggal 17 September 2009 adalah Noordin M Top.

Bambang Hendarso Danuri mengatakan "Berdasar sidik jari terdapat kesamaan pada 14 titik, baik jari kiri maupun kanan identik dengan DPO yang sembilan tahun kita jadikan target untuk kita tangkap, yaitu Noordin M Top''.

Menurut Kapolri, keberhasilan Densus 88 melumpuhkan empat teroris dalam penggerebekan Kamis pagi itu merupakan berkah bagi bangsa Indonesia. "Ini adalah berkah di bulan Ramadhan bagi seluruh bangsa Indonesia."

Selain Noordin, dalam penggerebakan tersebut Polisi juga berhasil menewaskan Bagus Budi Pranoto alias Urwah, pelaku pengeboman kedubes Australia tahun 2003, Susilo alias Abid (24), yang menghuni rumah di Jebres Ario Sudarso alias Aji, alias Suparjo Dwi Anggoro alias Dayat alias Mistam Husamudin.

Aji disebut sebut sebagai kaki tangan Noordin M Top dan memiliki kemampuan merakit bom setara dengan Azahari.

Sedangkan korban luka adalah Putri Munawaroh dirawat di RS Polri Kramatjati, diketahui sebagai istri Susilo.

Meski berhasil menewaskan Nurdin M Top, namun Kapolri mengatakan ancaman teroris belum selesai karena 2 buronan lain yaitu Syaifudin Zuhri dan M Syahrir masih buron.

Kedua orang ini disebut Kapolri terkait dengan jaringan Al Qaida di Asia Tenggara.

Pengepungan dini hari

Kapolri Bambang Hendarso Danuri
Keterangan gambar, Kapolri yakin sidik jari jenazah cocok dengan Noordin M Top
Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Operasi pengepungan ini dimulai hari Rabu (16/09) jam 23.00 WIB di satu rumah di wilayah Mojongsono, Jebres, Solo di Jawa Tengah dan selama beberapa jam terdengar suara letusan senjata.

Operasi ini diperkirakan terkait dengan operasi penggerebekan tersangka pelaku aksi terorisme di Indonesia.

Polisi dalam beberapa minggu belakangan meningkatkan operasi pengejaran terhadap tersangka teroris asal Malaysia, Nurdin M Top, setelah terjadi ledakan di dua hotel mewah Jakarta pertengahan bulan Juli 2009.

Polisi anti teror pun mengepung satu rumah di Temanggung, Jawa Tengah yang diduga menjadi tempat persembunyian Nurdin M Top, namun ternyata penghuninya adalah Ibrohim salah satu otak pemboman dua hotel di Jakarta tersebut.

Rumah yang dikepung di Solo itu dikontrak oleh satu pasangan wanita dan pria.

Operasi ini berawal dari penangkapan warga bernama Rohmat di wilayah Gading Solo pada jam 15.00 WIB hari Rabu (16/09), yang kemudiankemudian menunjuk rumah itu.

Polisi anti teror juga dilaporkan mengerahkan kendaraan beroda empat yang dilengkapi senjata berat seperti mortir.

Warga sekitar diperintah untuk tidak mendekati rumah yang dikepung dan polisi memasang barikade sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.

Sejumlah bahan peledak dan amunisi dilaporkan ditemukan di rumah tersebut.

Profil Noordin M Top

Noordin M Top
Keterangan gambar, Bertahun-tahun aparat kepolisian mencari keberadaan Noordin M Top

Noordin M Top diduga sebagai penyandang dana aksi serangan.

Noordin Mohamed Top yang merupakan Warga Malaysia adalah tokoh utama dibalik pemboman Bali tahun 2002 dan 2005.

Selama ini dia adalah orang yang paling dicari pihak berwenang di Asia.

Pihak berwenang yakin mantan akuntan ini menjadi otak serangkaian serangan di Indonesia.

Nordin diduga berperan sebagai pencari anggota baru utama dan juga penyandang dana untuk kelompok militan Islam regional, jemaah Islamiyah, namun pengamat mengatakan dia kini membentuk kelompok milita sendiri.

Pemerintah Indonesia berhasil membungkam serangan militan sejak bulan September 2005 - sejak serangan bom Bali II yang menewaskan 23 orang.

Tokoh yang diduga sebagai sekutu terdekat Noordin, Azahari Husin yang juga warga Malaysia, tewas dalam operasi polisi tahun 2005.

Dua orang yang menyatakan diri sebagai pemimpin Jemaah Islamiyah dipenjara bulan April 2008 dan tiga pelaku serangan bom Bali dieksekusi mati bulan November tahun 2008.

Namun, serangan bunuh diri di dua hotel Jakarta bulan Juli 2009, yang menewaskan sembilan orang termasuk dua orang yang diduga pelaku bom bunuh diri ini, menimbulkan kekhawatiran bahwa kegiatan militan Noordin kembali dimulai.

Kepala desk anti teror kantor menteri politik dan keamanan mengatakan ada "indikasi kuat" kelompok Noordinlah yang bertanggungjawab atas serangan itu.

Ganti nama

Noordin M Top
Keterangan gambar, Berbagai poster disebar untuk menjerat Noordin M Top

Noordin lari ke Indonesia bersama Azahari Husin setelah pemerintah Malaysia menghancurkan gerakan Islamis setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Azahari tewas di Jawa Timur bulan November tahun 2005

Di Indonesia dia menikah dan memakai nama lain, Abdurrachman Aufi.

Istrinya, Munfiatin, dipenjara bulan Juni 2005 karena dinyatakan bersalah menyembunyikan informasi keberadaan suaminya.

Kedua warga Malaysia ini diduga bekerja sama dalam merencanakan serangan, dengan Noordin bertindak sebagai penyandang dana sementara Azahari sebagai pembuat bom.

Selain dua serangan bom di Bali, keduanya juga diduga terlibat dalam dua serangan besar lain - pemboman hotel JW Marriot tahun 2003 yang menewaskan 12 orang dan kedutaan besar Australia tahun 2004 yang menewaskan 11 orang.

Tentara Indonesia akhirnya berhasil mengepung Azahri, seorang insinyur yang meraih gelar Doktor dari Universitas Reading Inggris, di sebuah rumah di Jawa Timur November 2005.

Ayah dua anak ini tewas akibat peluru polisi atau bom yang diledakkan oleh seorang anak buahnya, namun Noordin selalu berhasil lolos dari penangkapan.

Bulan Januari 2006, polisi mengatakan Noordin Top menyatakan diri sebagai pemimpin kelompok baru bernama Tanzim Qaedat al-Jihad, yang berarti Kelompok untuk Dasar Jihad.

Para pengamat berspekulasi dia meninggalkan struktur inti Jemaah Islamiah akibat perbedaan pendapat mengenai serangan pada "sasaran empuk", yang seringkali memakan korban warga sipil.

Bulan April 2006 polisi menggerebek satu rumah di desan Binangun, Jawa Tengah setelah muncul laporan Noordin Top tinggal di sana.

Dua orang yang diduga militan Jemaah Islamiyah tewas dan dua lagi ditangkap dalam aksi tembak menembak yang terjadi dini hari.

Sejumlah bahan peledak kemudian ditemukan di dekat lokasi.

Namun, Noordin Top tidak berada di rumah itu.

Noordin sempat terlacak berada di perumahan Puri Nusa Pala Jati Asih pada bulan Juli beberapa saat setelah peledakan bom di 2 hotel mewah di kawasan Kuningan Jakarta, namun karena alasan keamanan Densus 88 tidak melakukan penangkapan.

Dia juga disebut-sebut berhasil lolos dari sergapan Polisi di Temanggung Jawa Tengah sebulan yang lalu.

Tapi kini langkah buronan teroris tersebut berhenti di Jebres, Solo, Jawa Tengah, dalam operasi penggerebekan pasukan anti teror Densus 88.